Rabu, 26 Januari 2011

Allah Memberi Petunjuk Kepada Orang-Orang Bertaqwa

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Rahasia lain yang diungkapkan dalam Al-Qur’an adalah bahwa Allah memberikan ke-mampuan kepada orang-orang yang beriman kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan yang salah. Hal ini disebut sebagai “hikmah.” Allah menceritakan rahasia ini dalam Surat Al-Anfal sebagai berikut:

يِا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إَن تَتَّقُواْ اللّهَ يَجْعَل لَّكُمْ فُرْقَاناً وَيُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan (petunjuk yang dapat membedakan antara yang hak dan batil) dan menghapuskan segala kesalahanmu dan mengampunimu. Dan Allah mem-punyai karunia yang besar.” (Q.S. Al-Anfal[8]: 29).

Sebagaimana telah dijelaskan dalam bab terdahulu, Allah mengaburkan pemahaman orang-orang kafir. Orang-orang ini, betapapun cerdasnya otak mereka, tidak dapat memahami prinsip-prinsip agama yang sangat jelas. Hikmah adalah sifat istimewa yang dimiliki orang-orang yang beriman. Sebagian besar manusia menganggap bahwa kecerdasan otak dan hikmah itu memiliki makna yang sama.

Kecerdasan otak adalah kemampuan pikiran yang dimiliki oleh setiap orang. Misalnya, menjadi seorang ilmuwan ahli atom atau jenius di bidang matematika menunjukkan kecerdasan otak. Akan tetapi hikmah adalah hasil dari ketakwaan seseorang kepada Allah dan digunakannya hati nurani, sama sekali tidak ada hubungannya dengan kece-rdasan otak. Bisa saja seseorang sangat cerdas otaknya, tetapi ia tidak akan menjadi orang bijak selagi ia tidak bertakwa kepada Allah.

Dengan demikian, hikmah adalah rahmat dari Allah yang dikaruniakan kepada orang-orang yang beriman. Orang-orang yang dijauhkan dari pemahaman seperti itu bahkan tidak menyadari keadaan mereka. Misalnya, orang-orang yang menganggap bahwa mereka adalah sumber kekuasaan dan kekayaan, lalu menjadi sombong. Sesungguhnya anggapan dan sikap seperti ini menunjukkan bahwa ia tidak memiliki hikmah. Karena jika ia memiliki hikmah, ia akan menyadari bahwa tidak ada sesuatu pun yang berkuasa kecuali Kehendak Allah.

Kesadaran ini pada akhirnya akan menghasilkan sikap yang rendah hati. Namun, orang seperti ini tidak berpikir bahwa jika Allah menghendaki, semua kekayaannya dapat musnah dalam waktu sekejap, atau bahwa dia dapat menghadapi kematian, dan semua yang ia miliki ia tinggalkan di dunia, dan ia akan berada di neraka untuk menerima balasannya. Semua ini lebih pasti dan lebih nyata daripada apa yang dimiliki seseorang di dunia. Hanya orang-orang beriman yang bertakwa kepada Allah yang memiliki pemahaman seperti ini, sehingga mereka tidak tertipu oleh kehidupan dunia.

Mereka menghabiskan hidup mereka dengan memahami hakikat segala sesuatu. Allah mengaruniakan pemahaman kepada orang-orang beriman melalui keimanan mereka. Jika mereka merasa semakin dekat kepada Allah, pemahaman mereka pun meningkat dan mereka menjadi lebih memahami rahasia-rahasia ciptaan Allah.


0 Komentar:

Posting Komentar