Selasa, 25 Januari 2011

Allah Dan Hati Orang-Orang Kafir


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Allah menyatakan dalam beberapa ayat bahwa Dia memasukkan perasaan takut ke dalam hati orang-orang kafir:

إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلآئِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُواْ الَّذِينَ آمَنُواْ سَأُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُواْ الرَّعْبَ فَاضْرِبُواْ فَوْقَ الأَعْنَاقِ وَاضْرِبُواْ مِنْهُمْ كُلَّ بَنَان

“Ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah orang-orang yang telah beriman.’ Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir.” (Q.S. Al-Anfal[8]: 12).

هُوَ الَّذِي أَخْرَجَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِن دِيَارِهِمْ لِأَوَّلِ الْحَشْرِ مَا ظَنَنتُمْ أَن يَخْرُجُوا وَظَنُّوا أَنَّهُم مَّانِعَتُهُمْ حُصُونُهُم مِّنَ اللَّهِ فَأَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُم بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الْأَبْصَارِ

“Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama. Kamu tidak menyangka bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman. Maka ambillah untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan.” (Q.S. Al-Hasyr[59]: 2).

Apa yang diceritakan dalam ayat-ayat tersebut merupakan mukjizat dari Allah. Dengan cara memasukkan perasaan takut ke dalam hati mereka, Allah menghilangkan kekuatan orang-orang yang menentang orang-orang beriman dan yang menolak Allah dan agama-Nya. Sangatlah penting agar orang-orang beriman merenungkan ayat-ayat ini dan mengambil pelajaran bagi diri mereka. Hal ini karena — sebagaimana disebutkan pada bab-bab terdahulu — hati kita berada di tangan Allah, dan Allah memasukkan apa saja ke dalam hati siapa saja yang dikehendaki-Nya.

Tugas orang-orang beriman bukanlah berusaha untuk menciptakan pengaruh kepada orang lain, tetapi hanya supaya ikhlas. Misalnya, seorang beriman memiliki tanggungjawab untuk mengingatkan seseorang berdasarkan ayat-ayat Allah. Namun, orang itu hanya akan memperoleh hidayah dari nasihat yang diberikan — betapapun penjelasannya itu sangat terang — Allah membimbing orang itu ke jalan yang benar. Dengan penjelasan tersebut, seorang beriman tidak berdaya menghadapi bahaya. Demikian pula, ia tidak mempunyai kekuatan untuk menjadikan musuh ketakutan. Tetapi Allah melindungi dan menolong orang-orang beriman yang ikhlas dan dalam melakukan usahanya hanya untuk mencari ridha Allah. Misalnya, sebagaimana dikatakan dalam ayat di atas, Dia memasukkan perasaan takut ke dalam hati musuh, dan menjadikan mereka terjerumus dalam kesulitan mereka sendiri. Dengan cara inilah Allah memberikan jalan keluar kepada orang-orang yang beriman.

Allah memasukkan berbagai ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir seperti takut mati, takut masa depan, takut terluka, takut akan bencana, atau takut kehilangan harta. Demikian pula, mereka takut mati karena tidak mempercayai akhirat dan sangat mencintai dunia. Meyakini bahwa ia akan lenyap dan kehilangan semua kekayaannya, ketakutan terhadap mati semakin besar. Pada akhirnya, rasa takut ini berkembang menjadi sakit.

Allah menceritakan kepada kita bahwa rasa takut tersebut dimasukkan ke dalam hati orang-orang kafir karena mereka menyekutukan Allah. Kesudahan orang-orang seperti ini diceritakan dalam Al-Qur’an sebagai berikut:

سَنُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُواْ الرُّعْبَ بِمَا أَشْرَكُواْ بِاللّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَاناً وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ وَبِئْسَ مَثْوَى الظَّالِمِينَ

“Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka menyekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim.” (Q.S. Ali Imran[3]: 151).


0 Komentar:

Posting Komentar