Rabu, 26 Januari 2011

Allah Tidak Menyukai Perdebatan


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Salah satu rahasia penting dari Allah yang diungkapkan kepada orang-orang beriman adalah supaya tidak berdebat. Jika saling berdebat, kekuatan mereka akan hilang dan hati mereka akan menjadi lemah. Adapun ayat yang membicarakan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

وَأَطِيعُواْ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَلاَ تَنَازَعُواْ فَتَفْشَلُواْ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُواْ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan jangan saling berdebat, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al-Anfal[8]: 46).

Akhlak Qur’ani bercirikan kerendahan hati. Orang-orang yang berpegang pada nilai-nilai akhlak dalam Al-Qur’an menghindari pertengkaran, mencari jalan keluar dari masalah, memberikan kemudahan kepada orang, dan tidak menunjukkan ketamakan. Tanpa berpegang pada akhlak Qur’ani, pertikaian dan konflik tidak dapat dielakkan. Adalah hal yang sangat wajar jika setiap orang memiliki pendapat yang berbeda-beda.

Misalnya, 20 orang dapat mengusulkan 20 pemecahan yang berbeda-beda. Masing-masing pemecahan mungkin saja cocok bagi atau benar bagi orang yang bersangkutan. Jika setiap orang bersikukuh bahwa usulannya yang benar, dapat dipastikan yang terjadi adalah kekacauan dan konflik. Dalam kasus seperti ini, jika tidak terwujud kesepakatan dari 20 orang tersebut, maka yang terjadi adalah pertengkaran dan ambisi pribadi yang dapat menghapuskan amal saleh yang telah dilakukan untuk mencari ridha Allah. Akibatnya, seluruh kekuatan dari 20 orang tersebut akan hilang, persatuan dan persaudaraan di antara mereka akan lemah.

Orang-orang yang beriman harus saling mencintai satu sama lain, berkorban dan mempererat kesetia-kawanan dan kerja sama di antara mereka. Terutama pada saat-saat menghadapi kesulitan, mereka harus menyibukkan diri mengingat Allah, lebih bersabar dan saling membantu. Saling berdebat dapat mengurangi kekuatan, sedangkan kerja sama dapat meningkatkan kekuatan di antara orang-orang beriman. Dalam ayat lainnya, Allah telah mengungkapkan rahasia bahwa jika orang-orang beriman tidak menjadi teman dan pelindung satu sama lain, maka akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi:

وَالَّذينَ كَفَرُواْ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ إِلاَّ تَفْعَلُوهُ تَكُن فِتْنَةٌ فِي الأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِير

“Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah (saling melindungi), niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan yang besar.” (Q.S. Al-Anfal: 73).

Masing-masing dari rahasia Allah tersebut telah diungkapkan, dan orang-orang Muslim dibebani tanggung jawab. Orang Muslim tidak boleh menganggap bahwa pertengkaran dengan sesama Muslim merupakan hal yang remeh, dengan mengatakan, “Bagaimanakah jika kita berdebat?” Karena, sebagaimana telah diberitahukan oleh Allah kepada kita, setiap pertengkaran antara orang-orang Muslim, artinya menghilangkan kekuatan orang-orang beriman, terhadap hal ini, orang-orang Muslim akan dimintai tanggung jawab oleh Allah. Itulah sebabnya Nabi kita tercinta saw. bersabda:

“Takutlah kepada Allah, berdamailah sesama kamu agar Allah menciptakan perdamaian sesama Muslim.”

Orang-orang Muslim jangan sampai saling melihat kesalahan atau kekurangan masing-masing, tetapi sebaliknya supaya menutupi kesalahan sesama Muslim yang lain dengan penuh kasih sayang. Kekuatan orang-orang beriman berasal dari persatuan ini, artinya mengerahkan segenap tenaganya untuk mendakwahkan agama Allah dan akhlak Al-Qur’an.

Dengan persatuan, mereka dapat berkonsentrasi untuk menyampaikan tanda-tanda keberadaan Allah melalui karya-karya ilmiah dan melakukan pelayanan yang bermanfaat bagi umat manusia. Namun, kita harus ingat bahwa setiap orang yang melakukan pelayanan ini harus diniatkan terutama untuk mencari kehidupan yang abadi di akhirat dan agar diselamatkan dari azab Allah.


0 Komentar:

Posting Komentar